Skip to main content

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN KACANG PANJANG

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1     Latar Belakang

Kacang panjang (Vigna sinensis (L.))  merupakan komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani. Beberapa kendala dalam meningkatkan produksi kacang panjang yaitu masih kurangnya minat petani untuk menanam kacang panjang sebagai tanaman utama, produktivitas masih rendah, dan harga yang fluktuatif. Selain kendala tersebut, kendala yang langsung dialami petani yaitu adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Badan Pusat Statistik (2012) menyatakan bahwa produktivitas kacang panjang pada tahun 2010 sebesar 489,449 ton, tetapi pada tahun 2011 produktivitas kacang panjang menurun menjadi 458,307 ton. Penurunan ini disebabkan karena adanya serangan hama dan penyakit. Hama penting pada kacang panjang adalah penggerek polong Maruca testulalis (Lepidoptera: Pyralidae).

Hama yang dilaporkan menyerang kacang panjang antara lain, tungau merah Tetranychus bimaculatus, kutu kebul Bemisia tabaci, penggerek polong Riptortus linearis, dan kutu daun Aphis craccivora. (Anwar dkk., 2005). Menurut Fachruddin (2000), hama yang juga menyerang tanaman kacang panjang yaitu ulat grayak (Spodoptera litura F.), lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon), ulat penggerek polong (Maruca testulalis), penggerek biji (Callosobruchus maculates L.), dan ulat bunga (Maruca testualis).

 

1.2     Tujuan Praktikum

1.      Mengetahui hama-hama yang menyerang tanaman kacang panjang

2.      Mengetahui gejala serangan yang diakibatkan dari hama tersebut


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1         Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

  Tanaman kacang panjang dalam taxonomi tumbuhan termasuk kelas magnoliopsida (berkeping dua/dikotil), Sub-kelas Rosidae, Ordo Fabales, Famili Fabaceae (suku polong-polongan), Genus Vigna, Spesies Vigna sinensis (L.) Savi Ex Has.

Tanaman kacang panjang tumbuh baik pada dataran rendah sampai menengah hingga ketinggian 700 m dpl. Tanaman kacang panjang tumbuh baik pada tanah latosol (lempung berpasir), subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, drainasenya baik dengan pH berkisar 5,5-6,5. Unsur-unsur iklim yang perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman adalah sinar matahari dan curah hujan. Kacang panjang dapat ditanam sepanjang musim, baik musim kemarau maupun musim hujan (Haryanto et al., 2005).

Suhu yang sesuai untuk pertumbuhan kacang panjang adalah 25-350C pada siang hari dan pada malam hari sekitar 150C. Tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari dan curah hujan berkisar antara 600-2.000 mm/tahun (PROSEA, 1996).

 

2.2          Hama pada Tanaman Kacang Panjang

  Keanekaragaman serangga yang mengunjungi tumbuhan pada fase vegetatif berbeda dengan fase generatif. Terdapat jenis serangga yang bersifat monofagus dan polifagus. Dalam usaha pertanian Kacang panjang masih terkendala oleh penanganan hama khususnya serangga.

Tanaman kacang panjang ketika fase vegetatif  terserag beberapa hama ddari ordo diptera dan lepidoptera diantaranya yaitu, lalat bibit (Ophiomyia phaseoli) (Diptera: Agromizidae), lalat penggorok daun (Liriomyza spp.) (Diptera: Agromizidae), ulat penggulung daun (Lamprosema indicata F.) (Lepidoptera  : Pyralidae).

Fase generatif tanaman kacang panjang hama yang menyerang berbeda namun terdapat beberapa hama fase vegetatif yang masih menyerang, hama-hama tersebut diantaranya yaitu :kutu daun ( Aphis craccivora Koch)(Homoptera : Aphididae), kepik coklat (Riptortus linearis Fabr.)(Hemiptera : Alydidae), kepik hijau (Nezara virudula)(Hemiptera : Pentatomidae),  penggerek polong (Maruca testulalis) (Lepidoptera: Pyralidae).

 

 

 

 


 

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

 

3.1         Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan di kebun percobaan pertanian Fakultas Petanian Universitas Jambi yang berlangsung selama 3 bulan dimulai dari tanggal 28 Agustus sampai 28 November 2016.

 

3.2         Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini yaitu: cangkul, parang, meteran, gembor, kamera, alat tulis, ajir dan lanjaran.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini yaitu: pupuk kandang 4kg dan benih kacang panjang varietas Katontavi.

 

3.3         Cara Kerja

1.             Pengolahan lahan

Pengolahan  lahan dilakukan pada tanggal 28 Agustus sampai tanggal 6 September 2016. Pembukaan lahan dengan  menggunakan cangkul dan  parang, sebelumnya gulma-gulma yang ada  dibersihkan dengan menggunakan parang kemudian mengukur bedengan dengan ukuran 2 m x 2 m lalu mencangkulnya. Setelah selesai mengolah bedengan kemudian pemberian pupuk kandang sebanyak 4Kg/bedengan. Kemudian pupuk tersebut diinkubasikan selama seminggu agar tercampur rata dan pupuk yang digunakan benar-benar matang dan siap.

 

2.             Penanaman

Penanaman dilakukan pada tanggal 13 September 2016 dengan jarak tanaman 40 cm x 30 cm. Penanaman dilakukan dengan cara menugal, setiap tugalan diisi dengan 2-3 benih.

 

3.             Pemeliharaan

Setiap 3 kali seminggu bedengan dibersihkan dari gulma-gulma yang mengganggu dan dilakukan pembumbunan agar akar tanaman lebih kokoh. Seminggu setelah tanaman dilakukan penyulaman tanaman. Penyiraraman dilakukan setiap hari pagi dan sore hari kecuali ketika hari hujan.

 

4.             Pengajiran

Pengajiran dilakukan bersamaan dengan penanaman. Pengajiran dilakukan dengan menggunkan kayu yang berukuran kurang lebih 10cm yang ditancapkan disamping lobang tanam masing-masing sebanyak 1 buah ajiran.

 

5.             Pengamatan hama

Hama-hama yang menyerang tanaman kacang panjang saat fase vegetatif hingga fase generatif diidentifikasi dan gejala serangannya diamati serta didokumentasikan dengan di foto menggunakan kamera.

 


 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

4.1         Hasil

Tabel.1 Hama pada fase vegetatif tanaman kacang panjang

No

Nama hama

Pengamatan gejala

Gambar

1.

Lalat bibit (Ophiomyia phaseoli Tryon)

Lalat menuskan ovipositornya kedaun sehingga terdapat bintik-bintik putih


2.

Lalat penggorok daun (Liriomyza phaseoli)

Larva menggorok bagian mesofil daun sehingga daun terlihat putih-putih lapisan epidermis daun dan larva menggorok  beralur

3.

Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata F.)

Larva merekatkan daun dan menggulungnya, larva terdapat didalam gulungan tersebut dan memakan bagian daun daun yang direkatnya hingga sobek-sobek

 

 

4

Kutu Daun (Aphis cracinovora Koch)

Daun menjadi keriting dan kerdil, terdapat embun madu berwarna hitam.

5

 

 

6

 

 

7

 

 

 

 

 

 

 

Tabel. 2 Hama fase generatif tanaman kacang panjang

No.

Hama

Gejala serangan

Gambar

1.

Aphis craccivora Koch.

Daun menjadi keriting dan kerdil, terdapat embun madu berwarna hitam.

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjQBCAdKL9VeM8hm_e64jyZk9e72x1glBx-RfTe1-LRQ7lJWSlHipnddpHSqK80I828TEqD15C4uOKkwZdbS0-Y5CqR0BBgVXOY3MAgZCURwymyOVfXQjScPFAXD1wanurseIJNYUkwrw/s1600/_MG_0061.JPG

2.

Maruca testualis

Polong menjadi berlubang, bekas gerekan larva terdapat serbuk kotoran yang basah berwarna coklat

 

3.

Kepik coklat

Polong yang terserang akan menyebabkan bijinya menjadi kempis dan terdapat bintik-bintik hitam

4.

Lalat penggorok daun (Liziomyza phaseoli)

-

5.

Nezara virudula

polong yang terserang hama ini akan menjadi keriput dan kempis

 

 

4.2         Pembahasan

4.2.1        Hama Fase Vegetatif Tanaman Kacang Panjang

1)             Lalat bibit (Ophiomyia phaseoli Try.)

Klasifikasi dari lalat bibit Ophiomyia phaseoli Try. menurut Kalshoven (1981) antara lain sebagai berikut: Kingdom : Animalia, Filum : Arthropoda, Ordo : Diptera, Famili : Agromizidae, Genus : Ophiomyia, Spesies : Ophiomyia phaseoli Try. Lalat bibit ditemukan ketika tanaman kacang panjang berumur kurang lebih 2minggu hst. Menyerang daun kacang panjang. Namun populasi lalat bibit tidak tinggi.

-                 Bioekologi

Telur O. phaseoli berwarna putih susu seperti mutiara, berbentuk lonjong dan tembus cahaya (Gambar 1). Panjang telur 0,13 mm dan lebarnya 0,13 mm, lama stadium telur berkisar antara 2-4 hari. dilapangan telur mulai ditemukan pada tanaman berumur 5-7 hari.

Larva yang baru ditetaskan dari telur berwarna bening, tetapi instar terakhir berwarna putih kekuningan. Bentuk larva memanjang dan ramping (Gambar 2). Stadia rata-rata larva adalah 10 hari (Goot, 1984). Menurut Kalshoven (1981) larva dan pupa O. phaseoli terletak pada jaringan kulit batang tanaman muda.

Pupa terbentuk di bawah epidermis kulit pada pangkal batang atau pangkal akar. Pupa yang terbentuk berwarna kuning kecoklatan (Gambar 3), berukuran panjang 3 mm dengan stadia pupa berkisar antara 7-13 hari. stadia pupa berkisar antara 13-20 hari (Rusamsi, 1982).

-                 Gejala serangan

Tanaman terserang lalat kacang ditunjukkan dari adanya bintik-bintik putih pada keping biji atau daun pertama. Bintik-bintik tersebut merupakan luka bekas tusukan ovipositor lalat kacang, selain itu gejala serangan ditunjukkan dari alur-alur coklat pada keping biji dan kulit batang yang merupakan bekas gerekan larva. Tanaman yang tidak tahan dengan serangan larva keping biji akan cepat gugur, tanaman layu dan akhirnya mati (Djuwarso et al. 1992).

2)             Lalat penggorok daun (Liriomyza spp. (Diptera : Agromyzidae))

Lalat pengorok daun termasuk genus Liriomyza, ordo Diptera, famili Agromyzidae. Hama lalat penggorok daun muncul menyerang tanaman kacang panjang pada saat 16 hst hingga tanaman memasuki fase generatif hama ini masih menyerang. Namun saat tanaman fase generatif tingkat serangnnya tidak separah ketika tanaman fase vegetatif.  Lyriomyza dapat ditemukan pada tanaman inang kacang panjang, kedelai, kacang hijau, ketimun, dan buncis (Afifah, 2009).

-                 Bioekologi

Liriomyza adalah salah  satu dari lima genus lalat pengorok daun (Agromyzamyza, Japanagromyza, Liriomyza, Phytomyza, dan Tropicomyza) yang berasosiasi dengan tanaman leguminosa (Talekar, 1990). Genus Liriomyza terdiri atas banyak spesies. Lalat dengan tipe makan polifag ini dapat ditemukan pada berbagai jenis tanaman, sehingga memungkinkan terbentuknya banyak spesies akibat adaptasi, mutasi, dan evolusi.

Imago lalat pengorok daun berukuran sekitar 2 mm. Bagian dorsal berwarna gelap, namun skutelumnya kuning terang. Imago betina L. trifolii memiliki ovipositor yang berkembang sempurna, dan alat ini merupakan ciri pembeda dengan lalat jantan (Karel dan Autrique, 1989). Lalat betina membuat beberapa tusukan, sama seperti lalat kacang O. phaseoli, pada bagian atas permukaan daun yang diawali pada daun bagian atas.

Telur hanya diletakkan pada beberapa aktivitas penusukan, sedangkan aktivitas penusukan lainnya adalah perilaku makan. Bekas tusukan baik untuk makan maupun peletakan telur dengan jelas terlihat berupa bintik-bintik putih. Saat menetas, larva mengorok bagian jaringan palisade. Larva mengalami tiga instar, larva instar akhir berukuran 2−3 mm berwarna kuning. Larva dewasa jatuh ke tanah dan membentuk pupa pada serasah tanaman. Imago terbang saat ke luar dari pupa. Siklus hidup dari stadia telur sampai imago berlangsung sekitar 21 hari pada buncis (Katundu, 1980).

-                 Gejala serangan

Gejala berupa liang korokan beralur warna putih bening pada bagian mesofil daun, Jumlah alur korokan pada satu daun kedelai bervariasi, bergantung pada jumlah larva yang menetas. Pada serangan lanjut, liang korokan berubah warna menjadi kecoklatan dan di dalamnya larva berkembang. Gejala tersebut merupakan ciri khas serangan lalat pengorok daun, Liriomyza sp. (Diptera: Agromyzidae) (Minkenberg dan van Lenteren 1986; Hofsvang et al. 2005).

Apabila liang korokan tersebut dibuka, akan terlihat larva yang aktif bergerak. Larva hidup dan makan di dalam liang korokan. Pada satu helaian daun dapat dijumpai lebih dari satu liang korokan.

 

3)              Ulat penggulung daun (Lamprosema indicata F.)

Klasifikasi hama penggulung daun menurut Kalsoven (1981) adalah sebagai berikut : Kingdom : Animalia, Divisio : Arthropoda, Class : Insecta, Ordo : Lepidoptera, Family : Pyralidae, Genus : Lamprosema, Spesies : Lamprosema indicata F. Menyerang tanaman kacang panjang ketika berumur 16 hst. Populasi hama ini tidak banyak hanya beberapa tanaman yang terserang. Pada Lamprosema indicata tanaman inangnya adalah kacang panjang, kedelai, kacang hijau, buncis, dan kacang tunggak.

-                 Bioekologi

Ngengat bertelur dibawah permukaan daun. Telur diletakkan secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari 2-5 telur (Balitbang, 2006). Telur menetas setelah 7-8 hari kemudian (Singh, 1990).

Larva yang keluar dari telur berwarna hijau, licin, transparan dan agak mengkilap. Pada bagian punggung (toraks) terdapat bintik hitam. Panjang tubuh ulat yang telah tumbuh penuh 20 mm (Balitbang, 2006). Stadia larva berlangsung selama 22-28 hari (Singh, 1990).

Masa pupa dihabiskan dengan melipat daun dan kadang-kadang jatuh dibawah daun. Namun, instar dua dan instar tiga juga ditemukan didalam gulungan daun. Masa pupa berlangsung selama 5-15 hari (Singh, 1990).

-                 Gejala Serangan

Ulat ini menyerang tanaman dengan menggulung daun dengan merekatkan daun yang satu dengan yang lainnya dari sisi dalam dengan zat perekat yang dihasilkannya. Didalam gulungan daun, ulat tersebut memakan daun tanaman sehingga akhirnya tinggal tulang daunnya saja yang tersisa. Bila gulungan dibuka, akan dijumpai ulat atau kotorannya yang berwarna coklat kehitaman.

 

4.2.2   Hama Fase Generatif pada Tanaman Kacang Panjang

1)             Kutu daun (Aphis craccivora Koch.)

Kutudaun termasuk dalam Ordo homoptera, Famili Aphoidea, Famili Aphididae dan Genus Aphis (Kalshoven, 1981).

Kutu daun (A. Craccivora Koch.) ditemukan pada pertanaman kacang pajang ketika fase generatif dan berumur 33 hst. Hama ini menyerang bagian daun, tangkai daun, tangkai polong yang masih muda. Terdapat predator hama kutu daun ini yaitu kumbang kubah.

-                 Bioekologi

Kutudaun dewasa ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Abdomen belakang pada kutudaun terdapat sepasang cornicle berbentuk silinder dan meruncing ke ujung. Imago bersayap biasanya muncul bila kepadatan populasi tinggi. Seranggga ini mempunyai tingkat kepiridian yang tinggi, dan di daerah tropis berkembang biak secara partenogenesis dan vivipar. Daur hidup berlangsung 6-8 hari (Rukmana, 1995). Embrio dapat berbentuk tanpa melalui proses pembuahan dan telah berkembang di dalam tubuh induknya sehingga imago kutudaun tampak seperti melahirkan nimfa (Kalshoven, 1981).

Laju pertumbuhan kutudaun dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian faktor lingkungan, kepadatan populasi, dan perbandingan antara serangga yang tidak produktif dengan yang masih produktif (Dixon, 1985). Tingkat kelahiran dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya kualitas dan kuantitas makanan. Tingkat kematian dipengaruhi oleh musuh alami dan faktor iklim.

-                 Gejala serangan

Serangga ini menghisap cairan dari tumbuhan untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan (Pracaya, 1991).

 

2)             Kepik hijau (Nezara virudula)

Kepik hijau, Nezara viridula (Linnaeus), tergolong dalam ordo Hemiptera dan famili Pentatomidae. Kepik ini dikenal dengan nama lain Green Stink Bug dan kepik ijo (Kalshoven 1981).

Tanaman inang N. viridula antara lain; kacang panjang, kedelai, Crotalaria sp., buncis, dan kacang tunggak. Kepik hijau ditemukan dan mulai menyerang tanaman kacang panjang ketika berumur 42 hst.

-                 Bioekologi

Telur diletakkan pada daun, polong, batang atau pada rumput secara berkelompok antara 10-118 butir. Bentuk telur seperti cangkir, berwarna kuning dan tiga hari sebelum menetas berubah menjadi merah bata (Rukmana dan Sugandi, 1997).

Imago  N. viridula berwarna hijau dengan panjang sekitar 16 mm. Imago betina mampu meletakkan telur sebanyak 40-80 butir pada daun tanaman inang (Waterhouse & Sands 2001). N. viridula melewati lima stadia nimfa. Nimfa muda yang baru keluar dari telur hidup bergerombol di dekat tempat peletakan telur. Lama perkembangan dari telur hingga dewasa memerlukan waktu 4-8 minggu dengan siklus hidup total selama 60-80 hari.

-                 Gejala serangan

Kerusakan disebabakan oleh nimfa dan imago yang mengeluarkan toksin bersama kelenjar saliva. Toksin ini menyebabkan daun dan pucuk yang diserang menjadi layu dan kering; polong yang terserang menjadi menghitam, keriput dan mengempis (Indayani 2002). Kerusakan pada polong akibat serangan kepik hijau beragam tergantung pada perkembangan polong tersebut. Serangan pada polong-polong muda menyebabkan polong tersebut menjadi kempis.

 

3)             Penggerek polong (Maruca testulalis)

Klasifikasi hama Maruca testualis adalah termasuk dalam kelas Insecta (Lepidoptera, Pyralidae). Kebanyakan pyralidae berukuran kecil dan berbentuk ngengat, bentangan sayap depan berbentuk triangular (Borror and Dwight, 1970).

Hama penggerek polong (M. testualis) ditemukan pada pertanaman kacang panjang memasuki fase generatif ketika berumur 42 hst. Serangan hama ini menimbulkan kerugian yang cukup besar karena polong kacang panjang menjadi rusak.

-                 Bioeklogi

M. testulalis meletakkan telur secara berkelompok pada daun, bunga atau polong 2-4 butir/kelompok. Telur berbentuk lonjong agak pipih dan berwarna putih kekuningan. Stadia telur berlangsung 2- 3 hari.

Larva berwarna hijau terang dengan kepala berwarna coklat gelap, dan terdapat bintik-bintik coklat pada bagian punggung dan bulu-bulu halus. Panjang larva instar terakhir 16 – 18,5 mm, Larva M. testualis terdiri atas lima instar dengan masing-masing instar 2-4 hari. Masa stadia larva berlangsung 10-15 hari. Pupa berkembang di dalam tanah dan polong, berbentuk kokon. Panjang pupa 13,5 mm, dengan stadia pupa berlangsung 7 – 10 hari.

Imago berupa ngengat berukuran kecil dan sayap depan berwarna coklat terang atau kuning kemerah-merahan. Terdapat bercak putih ditengah sayap, sedangkan sayap belakang berwarna putih keabu-abuan dengan tepi berwarna coklat terang. Panjang tubuh 11,2 mm dengan rentangan sayap berukuran 20-28 mm. Masa imago jantan dapat mencapai 12 hari dan betina 22 hari, siklus hidup antara 18-30 hari (Aldywaridha, 2008, Kuswardini, 1992; Harahap, 1994, Kalshoven, 1981).

-                 Gejala serangan

Gejala serangan hama ini tampak pada bunga dan bakal polong yang rusak dan kemudian gugur. Satu ekor larva selama hidupnya dapat merusak 4-6 bunga per tanaman. Gerekan pada polong menyebabkan biji-biji di dalam polong menjadi rusak, kulit polong berlubang, dan dari lubang ini keluar serbuk gerek yang basah bercampur kotoran larva yang berwarna coklat (Harahap, 1994)

Kerusakan yang paling serius akibat serangan hama M. testulalis pada tanaman kacang panjang adalah dengan cara larva memakan tunas, bunga, daun muda dan polong muda, terkadang larva juga memakan daun dan batang yang lembut (Aldywaridha, 2010, Kalshoven, 1981). Hama ini menyerang polong dengan cara melubangi kulit polong, kemudian memakan daging buah dan bijibiji muda yang ada di dalamnya.

 

4)             Kepik coklat  (Riptortus linearis Fabr.)

Klasifikasi kepik coklat, Ordo : Hemiptera, Famili : Alydidae, Genus : Riptortus, Spesies : Riptortus linearis Fabr.. Tanaman  inang R. linearis antara lain: kacang panjang, kedelai, kacang hijau, Crotalaria sp., Legumenoceae, dan kacang gude.

-                 Bioekologi

Telur diletakkan di permukaan daun bagian bawah atau atas, pada polong atau di rumput berderet sebanyak 3-5 deret. Telur berbentuk bulat dan bagian tengah agak cekung, berwarna biru keabu-abuan yang kemudian berubah menjadi coklat suram, diameter 1,2 mm. Stadia telur mencapai 6-7 hari (Mudjiono dkk, 1991).

Nimfa menyerupai semut dan mengalami lima kali pergantian kulit sebelum menjadi imago. Nimfa instar pertama dan kedua menyerupai semut gramang, sedang instar ketiga, keempat dan kelima menyerupai semut rangrang dan akhirnya menyerupai semut hitam (Polyrachis). Nimfa yang baru keluar atau baru berganti kulit berwarna kemerah-merahan dan lama-kelamaan berubah warnanya. Perubahan warna pada setiap instar berbeda-beda. Nimfa instar pertama berubah warna dari kemerah-merahan menjadi kekuning-kuningan, sedangkan instar kedua berubah menjadi coklat tua. Nimfa instar ketiga, keempat dan kelima berubah dari kemerah-merahan menjadi coklat tua dan akhirnya menjadi hitam (Tengkano dan Dunuyaali, 1976).

Imago hadir di pertanaman kedelai menjelang pembentukan polong dan biji. Imago berbadan panjang dan berwarna kuning coklat yang bentuknya mirip walang sangit, di samping sepanjang sisi badan mempunyai garis putih kekuning-kuningan. Panjang imago mencapai 11-14 mm dan umur mencapai 4-7 hari (Dirjen Tanaman Pangan, 1992).

-                 Gejala Serangan

Kepik menyerang dengan cara menghisap polong sehingga menjadi kosong atau kempis (biji tidak terbentuk) dan polong muda akan gugur. Sedangkan polong tua yang diserang kepik ini menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik kecil berwarna hitam, selanjutnya biji tersebut akan membusuk (Puput, 2007).

Kerusakannya berbeda menurut frekuensi serangan dan umur polong. Serangan pada fase perkembangan biji dan pertumbuhan polong menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering dan polong dapat gugur. Serangan pada fase pengisian biji menyebabkan biji menjadi hitam dan busuk. Serangan pada polong tua menyebabkan kualitas biji menurun karena adanya bintik-bintik hitam pada biji atau biji menjadi keriput. Kerusakan pada biji dan kulit polong sering disertai dengan serangan jamur (Mudjiono dkk, 1991).

 

5)             Kepik hijau (Nezara viridula)

Menurut Kalshoven (1981), kepik hijau diklasifikasikan sebagai berikut. Filum : Arthropoda, Kelas : Insekta, Ordo : Hemiptera, Famili : Pentatomidae, Genus : Nezara, Spesies : Nezara viridula L.

-                 Bioekologi

Serangga dewasa kepik hijau (Nezara viridula L.) berwarna hijau yang merata dan kadang-kadang berwarna kuning pada bagian kepala dan protorak, dan jarang sekali ditemukan yang seluruh tubuhnya berwarna kuning. Tubuhnya berbentuk segilima seperti perisai, panjang tubuh sekitar 1—1,5 cm, tipe mulut haustelata, dan kepalanya bersungut. Nimfa kepik hjau memiliki warna yang berbeda-beda, awalnya berwarna coklat muda, kemudian berubah menjadi hitam dengan bintikbintik putih lalu menjadi hijau (imago) (Nurjanah, 2008).

Menurut Fortes et al. (2006, dalam Prayogo, 2012), seekor imago betina kepik hijau mampu menghasilkan telur berkisar 104-470 butir yang diletakkan secara berkelompok pada permukaan daun bagian atas maupun bawah. Setiap kelompok telur terdiri dari 10-50 butir. Telur akan menetas kurang lebih enam hingga tujuh hari setelah diletakkan imago. Telurnya berwarna kekuningan, kemudian berubah menjadi kuning, tetapi menjelang menetas warnanya berubah menjadi kemerahan (merah bata) dan telur berbentuk oval agak bulat seperti tong.

-                 Gejala serangan

Nezara viridula yang menyerang polong mengakibatkan polong yang masih muda menjdi kosong dan kempis karena biji tidak terbentuk serangan berat mengakibatkan polong muda gugur. Jika polong tua yang diserang menyebabkan polong keriput, berbintik hitam dan menjadi busuk (Cahyono, 2003).


 

BAB V

PENUTUP

5.1         Kesimpulan

Fase vegetatif dan generati tanaman kacang panjang hama yang menyerang berbeda-beda, hama fase vegetatif menyerang bagian daun tanaman kacang panjang. Lalat penggorok daun merupakan hama yang banyak ditemukan dan menyerang tanaman kacang panjang pada saat fase vegetatif dan fase generatif. Namun serangan dan populasinya tinggi ketika tanaman fase vegegatif.

Hama yang menyerang ketika tanaman kacang panjang memasuki fase generatif banyak yang menyerang bagian generatif tanaman seperti bunga, dan polong. Populasi dan serangan yang tinggi yaitu hama penggerek polong (M. testualis ) menyerang bagian bunga dan polong. Serangan yang diakibatkan hama ini parah karena polong-polong banyak rusak hal ini dikarenakan disamping pertanaman kacang panjang terdapat tanaman kacang hijau yang merupakan salah satu inang dari M. testualis. Namun M. testualis lebih menyukai kacang panjang dibandingkan dengan kacang hijau sehingga kerusakan yang diakibatkan M. testualis lebih parah.

 


 

Daftar Pustaka

 

Aldywaridha. 2008. Study Biologi Penggerek Polong Kacangan (Ppk) M. testulalis (Geyer) (Lepidoptera ; Pyralidae) pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis). Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian. Kopertis Wil. I. Nad – Sumut. Issn : 1693-7368. Vol 6 (3): 123 –127.

Aldywaridha. 2010. Uji Efektivitas Insektisida Botani Terhadap Hama Maruca testulalis (Geyer) (Lepidoptera; Pyralidae) pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis). Dpk Fakultas Pertanian Uisu, Medan.

Aryani HO. 2006. Struktur Komunitas Parasitoid Telur pada Pertanaman Kedelai dan Implikasinya Terhadap Tingkat Serangan dan Populasi Hama. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Cahyono. 2003. Kacang Panjang. Teknik budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.

Dixon AFG. 1985. Aphid Ecology. New York: Blackie. 157p.

Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. PA van der Laan, penerjemah. Jakarta: PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve.

Kuswardini, R.A. 1992. Kajian Biologi Maruca testulalis (Geyer) (Pyralidae : Lepidoptera) Pada Tanaman Kacang Panjang. Tesis S2 Fakultas Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Pracaya. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Bogor. Penebar Swadaya.417h.

Rukmana R. 1995. Bertanam Kacang Panjang. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Salanti, D. 2008. Pengaruh Tanaman Penutup Tanah Terhadap Kutudaun  Aphis craccivora Koch (Homoptera : Aphididae), Predator dan Hasil Panen pada Pertanaman Kacang Panjang. Institut Pertanian Bogor. Bogor

 

Setyawan, S. 2014.  Keanekaragaman Jenis Serangga Diurnal Pengunjung Tanaman Kacang Panjang (Vigna Sinensis L.) pada Fase Vegetatif dan Generatif Di Kawasan Pertanian Godean, Sleman, Yogyakarta.  Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Singh, S.R. 1990. Insect Pests of Tropical Food Legumes. John Willey and Sons Ltd. Baffins Lane. Chichester. West Sussex PO 191 UD England.

V. Hasinu, J., Y. Rumthe, R. dan Laisow,R. 2014. Efikasi Ekstrak Daun Pepaya Terhadap Nezara viridula L. {Hemiptera : Pentatomidae) pada Polong Kacang Panjang. Universitas Pattimura, Ambon.

Waterhouse DF & Sands DPA. 2001. Classical Biological Control of Arthropods in Australia. Nezara viridula (Linnaeus) Hemiptera: Pentatomidae green vegetable bug. Melbourne: Brown Prion Anderson.

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PERTUMBUHAN KURVA JAGUNG

LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN KURVA PERTUMBUHAN JAGUNG Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan                         DISUSUN OLEH :   JONI KURNIAWAN                             D1A014082       PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2016   1.      Judul Praktikum Kurva pertumbuhan jagung 2.      Prinsip teori   Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung cukup cahaya dan oleh karena itu maka asimilasi zat-karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu suatu proses di mana zat-zat anorganik H 2 O dan CO 2  oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolon

makalah penanganan pasca panen tanaman pangan padi- universitas jambi

MAKALAH “PENANGAN PASCA PANEN DAN PEMASARAN TANAMAN PANGAN” DISUSUN OLEH : 1.          JONI KURNIAWAN                       D1A014082 2.          M. IQBAL KURNIAWAN              D1A014076 3.          ARIF TRIYONO                              D1A014103 4.          DHAMAYANTI SHINTA               D1A014101 5.          SAVITRI KHARUNNISA              D1A014113 6.          ESTER E. SIMANJUTAK             D1A014088 7.          IMAM WAHYUDI                           D1A014093 8.          AGNEYSA FARDISKA                 D1A014082 9.          M. MAULANA                                 D1A014099 10.      EKA ISMI FARIDA                                    D1A014104 PRODI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan benar, serta tepat pad