Skip to main content

Karya Ilmiah Hama dan Penyakit Tanaman Pisang - Universitas Jambi


KARYA ILMIAH
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PISANG
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia








DISUSUN OLEH :
1.                 JONI KURNIAWAN                 D1A014082
2.                 YUDI SUTRISNO P.                  D1A014095
3.                 ARIF TRIYONO                                    D1A014103
4.                 HILDAN EFENDI                      D1A014108
5.                 IMAM WAHYUDI                     D1A014093


PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2014
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya, terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah mata Bahasa inonesia dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya tanpa ada hambatan yang berarti.
Karya ilmiah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Karya ilmiah ini dibuat dengan berbagai sumber pencarian informasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Dengan adanya penyusunan karya ilmiah ini penulis berharap memberikan banyak manfaat tidak hanya bagi penulis tapi juga bagi mahasiswa atau dosen lain sebagai pengkayaan wawasan tentang materi terkait. Selain itu semoga dengan adanya karya ilmiah ini dikemudian hari dapat digunakan sebagai referensi bagi siapa pun yang berkepentingan.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada karya ilmiah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Terima kasih, dan semoga karya ilmiah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.
20 November, 2014


                                                                                                Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Muka...................................................................................................... 1
Kata pengantar...................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................... 3
Daftar Gambar...................................................................................................... 4
Bab I  (Pendahuluan)............................................................................................ 6
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 6

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 6
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................... 7
1.4  Manfaat  Penulisan ........................................................................................ 7
Bab II ( Pembahasan )........................................................................................... 8
2.1 Hama Pisang.................................................................................................... 8
2.1.1 Ulat penggulung (Erionata thrax L.)............................................................ 8
2.1.2 Penggerek bonggol (Cosmopoliest sordidus germar)................................... 9
2.1.3 Penggerek Batang........................................................................................ 9
2.1.4 Thrips (Chaetanaphotrips signipennis)......................................................... 10
2.1.5 Burik pada buah(Nacolea octasema)........................................................... 10
2.2 Hama dan Penyakit tanaman pisang............................................................... 10
2.2.1 Penyakit Panama.......................................................................................... 11
2.2.2 Penyakit Bercak saun yellow sigatoka......................................................... 12
2.2.3 Penyakit Layu Bakteri.................................................................................. 13
2.2.4 Penyakit darah.............................................................................................. 13
2.2.5 Penyakit akibat virus Brunchy on top........................................................... 14
Bab III (Penutup).................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 15
Daftar Pustaka....................................................................................................... 16

























DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gejala Serangan tampak luar............................................................. 13
Gambar 2.2 Gejala Serangan penampang melintang............................................. 13
Gambar 2.3 Gejala Serangan penampang buah yang terserang............................. 13
















u





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG MASALAH
            Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman penting di Indonesia karena sebagian besar petani menanamnya. Petani umumnya menanam pisang dengan cara sederhana di sekitar kebun atau tempat lainnya sebagai tanaman pengisi atau sela dalam lahan kosong. Banyak juga pisang yang ditanam di pematang sawah. Petani hampir tidak mengeluarkan biaya produksi pisang. Mereka menggunakan bibit dan pupuk organik milik sendiri atau dari tetangganya. Dengan cara budidaya yang demikian, petani dapat mendapatkan pendapatan tambahan              ( Hadiwiyono, 2010:19)
Terlepas dari arti penting dan potensi ekonomi pisang, akhir-akhir ini Indonesia menghadapi masalah serius adanya berbagai macam hama dan penyakit yang menyerang tanaman pisang.  Pertumbuhan tanaman pisang selalu diganggu oleh serangan organisme penganggu tanaman , baik di pembibitan maupun di lapangan. Adanya penyakit pada daun dapat mengurangi fotosintesis. Sehingga menganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman Kistler dan Smith (dalam Soesanto et al .,2012:36).

1.2 RUMUSAN MASALAH
          Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas , maka permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah tentang berbagai macam-macam hama dan penyakit yang menyerang tanaman pisang serta pengendalianya.

1.3 TUJUAN PENULISAN
     Tujuan  penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
a.   Mengetahui berbagai macam hama dan penyakit pada tanaman pisang
b. Mengetahui cara mengatasi dan mencegah hama dan penyakit yang  menyerang tanaman pisang

1.4 MANFAAT PENULISAN
             Manfaat  dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuh memenuhi tugas bahasa indonesia. Selain itu, penulisan karya ilmiah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyrakat atupun mahasiswa tentang pembudidayaan tanaman pisang dengan baik dan benar

















BAB II
( PEMBAHASAN )

2.1 HAMA TANAMAN PISANG
Tanaman pisang selain buahnya sebagai bahan makanan juga serat dan daunnya pun sangat berguna. Buah pisang juga banyak digemari karena disamping buah segarnya langsung dapat dikonsumsi, juga sebagai bahan pangan lainnya setelah diolah atau dimasak terlebih dahulu. Beberapa hama yang menyerang tanaman pisang yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas produksi tanaman pisang, diantaranya ulat penggulung daun (Erionata thrax L.), penggerek bonggol (Cosmopoliest sordidus germar), penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv), thrips (Chaetanaphotrips signipennis) dan burik pada buah (Nacolea octasema) (PPSDM Pertanian, 2014).
2.1.1 Ulat penggulung (Erionata thrax L.)
Di antara jenis hama pada tanaman pisang, ulat penggulung daun, Erionota thrax (L.) merupakan hama yang serangan dan kepadatannya cukup tinggi (Hasyim et al , 2003:102)
Hama ini juga termasuk hama utama pisang. Ulat yang baru menetas segera menyobek pinggiran daun, menggulungnya, hidup dalam gulungan, dan makan jaringan daun dari dalam gulungan. Serangan paling parah terjadi pada musim hujan.(Trubus, 2008:25). Jika makanan atau daun cukup tersedia maka larva dapat hidup terus sampai membentuk pupa dalam satu gulungan daun. Bila populasi hama ini tinggi dapat menyebabkan semua daun dimakan habis dan yang tertinggal hanya tulang daun. Hama ini dapat menyebabkan kerusakan secara ekonomi, karena daun tanaman dimakan habis maka fotosintesis akan berkurang. Kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama penggulung daun pisang bervariasi antara 10-30% Emlias et al (dalam Hasyim et al, 2003:102-103)

Berdasarkan penelitian Hasyim et al (2003:108) Hama penggulung daun pisang mempunyai dua jenis parsitoid telur yaitu P. Erionotae dan O. erionotae dua jenis parasitoid larva yaitu Casinaria sp. dan C. erionotae yang menyerang larva pada instar 2, dan empat jenis parasitoid pupa yaitu B. thracis dan B. lasus (parasitoid gregarious), serta X. gampsura dan T. ze bra-ze bra (parasitoid soliter).
2.1.2 Penggerek bonggol (Cosmopoliest sordidus germar)
Proses yang dilakukan penggerek bonggol untuk menyerang tanaman pisang yaitu, Larva menggerek bonggol masuk dengan cara membuat terowongan-terowongan pada bonggol pisang. Terowongan yang dibuat oleh larva merupakan tempat unuk masuknya patogen lain seperti Fusarium, sehingga dapat menyebabkan kerusakan dan busuknya jaringan bonggol pisang. Pada serangan berat, bonggol pisang dipenuhi  lubang gerekan yang kemudian menghitam dan membusuk  (Deptan.go.id, 2014). Pengendalian sanitasi rumpun pisang, bersihkan rumpun dari sisa batang pisang, gunakan bibit yang telah disucihamakan (BPP Litbang, 2012)
Kerusakan yang diakibatkan oleh hama ini menyebabkan tanaman muda mati, lemahnya sistem perakaran, transportasi zat makanan terhambat, daun menguning dan ukuran tandan berkurang sehingga produksi menurun (Deptan.go.id, 2014).
2.1.3 Penggerek batang (Odoiporus longicolis (Oliv)
Gejala hama ini Mudah dikenal karena moncongnya yang panjang (snot)Bentuk prothoraxnya agak pipih berukuran 16 mm.Telur diletakkan pada pelepah pisang, kemudian bila telur telah menetas, larva akan menggerak batang pisang bagian atas pupa akan membentuk cocon pada batang tanaman. Serangga dewasa dapat terbang secara aktif pada siang hari dan tertarik pada sisa batang tanaman yang telah dipanen (BP4K Kabupaten Sukabumi, 2014).
Menurut (Susniahti et al,2005) Gejala serangan, tanaman pisang layu, apabila batangnya dibelah maka terlihat adanya lubang gerek yang memanjang. Larva dan imagonya merusak batang pisang. Tanaman inangnya pisang, Manila henep. Pengendalian serangga hama ini dilakukan dengan : 1.Sanitasi kebun pisang dengan memotong sampai permukaan tanah, potion pisang yang telah
diambil; 2.buahnya kermudian memotong kecil-kecil batang pisang tersebut dan dimasukkan kedalam tanah. ; 3.Konservasi musuh alami yaitu predator P1aesius javanicus Er yang dapat menekan larva maupun Kumbang tersebut.; 4. Penyemprotan insektisida granular diazinon 10 % (Diazenon 10 g) yang dtabur disekitar batang pisang.

2.1.4 Thrips (Chaetanaphotrips signipennis)
Hama ini menyerang bunga dan buah muda, akibatnya terdapat bintik-bintik dan goresan pada kulit buah yang telah tua. Cara pengendaliannya yaitu dengan membungkus tandan buah saat bunga akan mekar dan penyaputan tangkai tandan dengan insektisida berbahan aktif monocrotophos.( BP4K Kabupaten Sukabumi, 2014)

2.1.5 Burik pada buah (Nacolea octasema)
Serangan hama yang menyebabkan burik buah menyebabkan perkembangan buah menjadi terhambat, menimbulkan kudis pada buah sehingga menurunkan kualitas buah. Hama ini meletakkan telurnya diantara pelepah bunga dan segera setelah bunga muncul dari tanaman pisang. Hama langsung menggerek pelepah bunga dan bakal buah, terutama saat buah masih dilindungi oleh pelepah buah. Cara pengendaliannya yaitu dengan membungkus tandan buah saat bunga akan mekar. (PPSDM Pertanian, 2014).
2.2 PENYAKIT TANAMAN PISANG
Beberapa penyakit  yang sering berjangkit pada tanaman pisang yaitu penyakit panama, penyakit bercak daun yellow sigatoka, penyakit layu bakteri, penyakit darah, serta penyakit akibat virus.(Trubus, 2008:26)

2.2.1 Penyakit Panama ( Fusarium)
           
Saat ini, fusarium yang sering disebut penyakit panama disebabkan oleh Fusarium oxysporum f.sp. cubense (Foc) sudah menjadi masalah yang utama di berbagai pertanaman pisang dunia. Penyakit tersebut telah meluas baik pada pertanaman pisang perkarangan maupun perkebunan. Kerugian yang diakibatkan oleh patogen tersebut cukup tinggi (Susanna, 2006:114) . Hasil pengamatan Sulyo (dalam Susanna, 2006:114 ) di Kabupaten Lebak beribu-ribu tanaman pisang mati akibat terjangkit layu.
Penyakit ini menyerang hampir semua varietas pisang komersil. Kerusakan perkebunan pisang dunia mencapai 100.000 ha sedangkan di Indonesia kerusakan akibat penyakit layu tersebut luar biasa . Perkebunan pisang di Halmahera menderita kerugian sampai rp 3 milyar setiap musim panen akibat serangan penyakit ini (Nurhayati, 2012:39). Dilaporkan oleh Sudarma dan Suprapta (dalam Nurhayati, 2012:39) Fusarium oxysporum. merupakan salah satu patogen tular tanah yang dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang sangat significan di Indonesia. Serangan penyakit ini pada pisang menunjukkan gejala menguningnya daun pisang mulai dari yang tua. Penguningan ini mulai dari pinggir daun, diikuti oleh pecah batang dan perubahan warna pada saluran pembuluh, ruas daun pendek serta perubahan warna pada bonggol pisang. Batang yang terserang patogen ini biasanya mengeluarkan bau busuk. Patogen masuk melalui akar dan masuk ke dalam bonggol dan merusak pembuluh sehingga tanaman layu dan akhirnya mati. Penyakit dapat menyebar melalui air ke tanaman yang sehat dengan cepat Ploetz  (dalam Nurhayati, 2012:39).
Selama ini pengendalian penyakit menggunakan bahan kimia yang tidak saja berbahaya bagi lingkungan tetapi juga berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan bahan kimia yang semakin meningkat mengakibatkan beberapa pengaruh negatif seperti: timbulnya agensia yang reisten Anitha dan Rabeeth (dalam Nurhayati, 2012;39). Akhir-akhir ini telah banyak dikembangkan pengendalian untuk menekan pertumbuhan patogen dengan menggunakan beberapa agensi hayati. Pengendalian dengan cara ini mendapat perhatian yang luas karena selain tidak menimbulkan efek negatif terhadap lingkungan juga mempunyai prospek cerah dimasa yang akan datang Ramesh et al (dalam Nurhayati, 2012:39). Penerapan pola atau landasan pembangunan pertanian berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sangat lah diperlukan, salah satu diantara landasan tersebut adalahmenjaga produksi pertanian dari gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) serta memperhatikan faktor-faktor ekologi yang diemban oleh keanekaragama hayati pertanian, seperti faktor faktor jasa pengendali hayati Vanitha and Umesha (dalam Nurhayati, 2012:39)

2.2.2 Penyakit bercak daun yellow sigatoka
Gejala pertama penyakit bercak daun Mycosphaerella, yang dikenal sebagai "penyakit Sigatoka", adalah pada daun ke-3 dan ke-4 dari puncak, yang ditandai  dengan bintik memanjang, berwarna kuning pucat atau hijau kecoklatan, panjangnya 1-2 mm atau lebih, arahnya sejajar dengan tulang daun, dan berbentuk tidak teratur. sebagian bintik tersebut berkembang menjadi beccak [sick!] berwarna coklat tua sampai hitam, berbentuk jorong atau bulat panjang, yang panjangnya 1 cm atau lebih, lebarnya kurang sepertiga dari panjangnya Goodwin dan Crous (dalam Soesanto,2012;45)
Penyakit ini tidak mematikan tanaman, tetapi menyebabkan daun lebih cepat kering yang memungkinkan terganggunya proses fotosintesis, sehingga dapat mengganggu proses pengisian buah dan pembentukan anakan (Sulyanti et al,2011:52)

2.2.3 Penyakit layu bakteri
          Penyakit layu bakteri pisang atau penyakit moko disebabkan oleh bakteri Pseudamonas solanacearum. Serangan terjadi terutama ketika pisang menjelang berbunga. Tanaman tiba-tiba layu tanpa didahului mengguningnya daun. Pada bonggol terdapat lendir (Trubus,2009;26)
Gejala khas penyakit layu bakteri juga banyak ditemukan pada semua stadia tanaman pisang, Gejala ditandai dengan perubahan warna pada ibutulang daun dimana terlihat garis-garis coklat kekuning-kuningan ke arah tepi daun dimulai dari pucuk daun sampai ke semua daun tua. Kondisi ini berlangsung lama hingga buah menjelang masak kemudian mendadak semua daun menguning dan akhirnya menjadi coklat (Gambar 2.1). Apabila batang yang terserang dipotong, maka akan terlihat adanya pembusukan (Gambar 2.2), sedangkan buahyang terserang jika dibelah maka akan tampak (Sulyanti et al,2011:51)
   
Gambar 2 .(2.1 Gejala serangan tampak luar, 2.2 Gejala serangan Penampang melintang, 2.3 Gejala serangan Penampang melintang buah yang terserang)

2.2.4 Penyakit Darah
 Penyakit darah merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman pisang di Indonesia. Bakteri endofit berpotensi sebagai kandidat agensia pengendalian hayati  penyakit darah, sebab bakteri endofit melakukan kolonisasi pada relung ekologi yang sama dengan patogen tanaman (Marwan et al, 2011:113). Penyakit darah  ini menjadi kendala utama pada produksi pisang di beberapa daerah, antara lain Lampung, Jawa Timur, Jawa Barat, Lombok, Sumatera Selatan, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan. Kerusakan tanaman pisang yang disebabkan oleh penyakit tersebut berkisar antara 27 – 80% Hermanto et al (dalam Asrul ,2008:98)
Berdasarkan hasil penelitian (Marwan et al, 2011:119), Hasil seleksi bakteri endofit terhadap penyakit darah diperoleh 4 isolat bakteri endofit potensial untuk mengendalikan penyakit darah pada tanaman pisang yaitu : EAL15, EKK10, EKK20, dan EKK22 dengan tingkat penekanan kejadian penyakit sebesar 66,67 - 83,33%.

2.2.5 Penyakit akibat brunchy top virus ( penyakit kerdil)
Pisang yang terserang brunchy top virus (BTV) berkerut-kerut daunnya, pucuk daun bergulung seperti cambuk dan membentuk setrip-setrip hijau tua pada urat daunnya. Tanaman tumbuh kerdil. Penularannya lewat kutu daun (Pentalonia nigronervosa) (Trubus, 2009:26)














BAB III
(PENUTUP)

3.1              KESIMPULAN
Hama dan penyakit yang menyerang tanaman pisang sangatlah banyak. Pembahasan tentang hama dan penyakit yang telah dipaparkan oleh penulis adalah hama dan penyakit yang dominan dan sering menyerang tanaman pisang. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman pisang tidak hanya dengan menggunakan bahan-bahan kimia berupa pestisida, karena penggunaan bahan-bahan kimia merusak struktur tanah dan mengurangi unsur hara yang terkandung dalam tanah, belum lagi resiko hilangnya organisme-organisme yang membantu dalam proses pertumbuhan tanaman pisang. Untuk itu , kita harus menerapkan sistem pertanian berkelanjutan agar alam kita terjaga dan hasilnya maksimal.










DAFTAR PUSTAKA
Asrul, 2008. Uji sensivitas koloni BDB (Blood Disease Bacterium) terhadap pemberian bahan kimia secara in vitro. J. Agroland 15 (2): 198 – 203
BPP Litbang. (n.d). Pisang. Diakses 10 Desember 2014, dari http:// google Seacrh Penyakit penggorok pisang.
BP4K Kabupaten Sukabumi. (n.d). Pengenalan penyakit utama pada pisang. Diakses 22 november 2014, dari http://bp4kkabsukabumi.net
Deptan.go.id. (n.d). penggerek Bonggol. Diakses 10 Desember 2014, dari cybex.deptan.go.id/penyuluhan/ penggerek-bonggol
Hadiwiyono,. 2010. Insiden  penyakit layu bakteri darah dan layu fusarium pisang di sambung macan sragen danmTawangmangu karanganyar. Agrosains 12(1):19-23
Hasyim, A., Kamisar, Nakamura. R. 2013. Mortalitas Sta dia Pradewasa Hama Penggulung Daun Pisang Erionota thrax (L) yang Disebabkan oleh Parasitoid. J.Hort 13(2):114-119
Marwan, H., Sinaga, S.M.,Giyanto, & Nawangsih, A.A. 2011. Isolasi dan seleksi bakteri endofit untuk pengendalian penyakit darah pada tanaman pisang. J. HPT Tropika. 11(2): 113 – 121
Nurhayati, Umayah, A., & Juharto. 2012. Antagonism of Pseudomonas fluorescens Migule asal tanah Rhizospheres pisang, cabe dan jagung terhadap Fusarium oxysporum f.sp. cubense ( E.F.Sm) sdny penyebab penyakit layu pada pisang. Majalah Ilmiah Sriwijaya 12 (15): 35-46
PPSDM  Pertanian. (n.d). Penyuluhan hama utama tanaman pisang dan cara pengendaliannyanya. Diakses 22 November 2014, dari cybex.deptan.go.id/
Soesanto, L.,Mugiastuti, E.,Ahmad, F., & Wtjaksono. 2012. Diagnosis lima penyakit utama karena jamur pada 100 kultivar bibit pisang. J.HPT Tropika 12(1): 36-45
Soesanto, L., Mugiastuti, E., & Rahayuniati F.R. 2010. Kajian Mekanisme Antagonis Pseudomonas fluorescens P60 terhadap Fusarium oxysporum pada tanaman tomat  in vivo. J. HPT Tropika 10(2): 108-115
Sulyanti, E., Liswarni, Y. & Indri.  2011.Inventarisasi penyakit tanaman pisang(Musa paradisiaca Linn.)  berdasarkan gejala di kabupaten Tanah datar .Manggara 12 (2):49-54
Susanna .2006. Pemanfaatan Bakteri antagonis sebagai agen biokontrol penyakit layu (Fusarium oxysporum f.sp. Cubense) pada tanaman pisang . J. Floratek 2 :114 – 121
Susniahti, N., Sumeno, & Sudarjat. 2005. Bahan ajar ilmu hama tumbuhan. Yogyakarta
Trubus, Redaksi. 2002. 193 Praktisi Tanamn Buah dan Sayuran. Jakarta : Majalah Trubus
Trubus, Redaksi. 2008.Berkebun Pisang Secara Intensif. Jakarta : Penebar Swadaya
Yanti, Y. 2011. Aktivitas peroksidase mutan pisang kepok dengan Ethyl Methane Sulphonate (EMS) secara In Vitro. Jurnal Natur Indonesia 14(1): 32-36

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PERTUMBUHAN KURVA JAGUNG

LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN KURVA PERTUMBUHAN JAGUNG Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan                         DISUSUN OLEH :   JONI KURNIAWAN                             D1A014082       PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2016   1.      Judul Praktikum Kurva pertumbuhan jagung 2.      Prinsip teori   Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung cukup cahaya dan oleh karena itu maka asimilasi zat-karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu suatu proses di mana zat-zat anorganik H 2 O dan CO 2  oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolon

makalah penanganan pasca panen tanaman pangan padi- universitas jambi

MAKALAH “PENANGAN PASCA PANEN DAN PEMASARAN TANAMAN PANGAN” DISUSUN OLEH : 1.          JONI KURNIAWAN                       D1A014082 2.          M. IQBAL KURNIAWAN              D1A014076 3.          ARIF TRIYONO                              D1A014103 4.          DHAMAYANTI SHINTA               D1A014101 5.          SAVITRI KHARUNNISA              D1A014113 6.          ESTER E. SIMANJUTAK             D1A014088 7.          IMAM WAHYUDI                           D1A014093 8.          AGNEYSA FARDISKA                 D1A014082 9.          M. MAULANA                                 D1A014099 10.      EKA ISMI FARIDA                                    D1A014104 PRODI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan benar, serta tepat pad

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN KACANG PANJANG

BAB I PENDAHULUAN   1.1      Latar Belakang Kacang panjang ( Vigna sinensis (L.))  merupakan komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani. Beberapa kendala dalam meningkatkan produksi kacang panjang yaitu masih kurangnya minat petani untuk menanam kacang panjang sebagai tanaman utama, produktivitas masih rendah, dan harga yang fluktuatif. Selain kendala tersebut, kendala yang langsung dialami petani yaitu adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Badan Pusat Statistik (2012) menyatakan bahwa produktivitas kacang panjang pada tahun 2010 sebesar 489,449 ton, tetapi pada tahun 2011 produktivitas kacang panjang menurun menjadi 458,307 ton. Penurunan ini disebabkan karena adanya serangan hama dan penyakit. Hama penting pada kacang panjang adalah penggerek polong Maruca testulalis (Lepidoptera: Pyralidae). Hama yang dilaporkan menyerang kacang panjang antara lain, tungau merah Tetranychus bimaculatus , kutu kebul Bemisia tabaci , penggerek p