Skip to main content

kedudukan bahasa indonesia dan narasi tentang biodata diri


TUGAS
MATA KULIAH            : BAHASA INDONESIA(PAU113C)
DOSEN PENGAMPU    : Dr. Husda Marwan ,. S.P, M.P
NIP/NIDN                     :197103212000121001/0021037105
NAMA MAHASISWA : JONI KURNIAWAN
NIM                               : D1A014082
PRODI/KELAS               : AGROEKOTEKNOLOGI/ “C”

1.    Membuat narasi tentang biodata diri ( halaman 1-3)
2.    Kedudukan bahasa indonesia dan fungsinya (halaman 4-11)

Pada tahun 1996 , hari Senin tanggal 18 maret di kebon IX tepatnya pukul 12.05 . Lahirlah seorang anak laki-laki dengan berat 3 kg dan panjang 50 cm , Inilah aku Joni Kurniawan. Aku biasa dipanggil joni oleh teman-temanku Aku hobi bermain musik dan suka browsing di internet. Aku adalah anak Bungsu dari 3 bersaudara dari pasangan bapak Sarkawi Ramis winoto dan ibu Siti aisyah. Aku mempunyai seorang kakak perempuan yang sekarang ini telah menikah dan mempunyai seorang anak, dan aku mempunyai seorang kakak laki-laki yang sebentar lagi akan menamatkan pendidikannya di jenjang S-1. Aku berdarah jawa. Ayahku asli dari Pati dan ibuku Juga dari Pati. Ayahku sekarang bekerja sebagai pekerja sekaligus pemilik Usaha pembuatan batu bata  sedangkan Ibuku bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Kami menganut agama Islam dan sekarang tinggal di Desa Kebon IX, Sungai gelam Kabupaten Muaro jambi.

Tahun 2002, tepatnya aku menginjak umur 6 tahun akhirnya aku bisa masuk di sebuah sekolah dasar di dekat rumahku. SD Negeri 15 Air Hitam  namanya. Selama enam tahun sekolah di sana aku mendapat prestasi yang bisa dibilang cukup memuaskan dan membanggakan kedua orangtuaku. Karena setiap penerimaan rapor pasti aku selalu menduduki peringkat pertama .Setelah lulus Sekolah Dasar , akupun melanjutkan sekolah di Pulau jawa. Orangtua ku menginginkan aku untuk belajar dipondok pesantren karena ingin menjadikan aku anak yang lebih mandiri dan tidak manja . aku pun mengikuti kemauan mereka .  Selain mondok aku juga bersekolah di MTs Salafiyah kajen .Di MTs aku sempat mengkuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, les MIPA, bahasa inggris dan bola voli. Selama di MTs aku dipercaya menjadi Ketua OSIS . setelah lulus MTs , aku kembali melanjutkan sekolahku di jambi tepatnya MAN Model jambi . jurusan yang aku ambil saat duduk dibangku Man adalah IPA .Di sana aku mendapatkan banyak teman dari berbagai daerah. Sama seperti di MTs. Banyak kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolahku, tapi aku hanya mengikuti satu saja karena aku memilih jadwal ekskul yang tidak bersamaan dengan jadwal pelajaran karena disekolah aku selalu pulang sore dan hanya hari sabtu yang pulang bersama-sama dengan kelas yang lainnya. Hanya satu ekstrakulikuler yang aku ikuti yaitu Drum band . Ada pula beberapa lomba yang pernah aku dan teman-temanku ikuti di sekolah diantaranya Lomba drumband Seprovinsi Jambi , lomba pantun dan masih banyak lagi .Masa-masa saat SMA itu yang paling menyenangkan bagiku. Aku lulus SMA pada tahun 2014 dan harus berpisah dengan teman-teman yang selama 3 tahun bersama-sama. Sebelum lulus SMA aku sudah harus mengisi pendaftaran SNMPTN dan harus mengisi beberapa pilihan. Karena pada saat itu aku ingin sekali menjadi Progammer dan banyak pula keluarga yang mendukungku, lalu aku langsung memilih fakultas itu. Setelah mengikuti ujian nasional dan lulus. Aku melanjutkan ke bimbingan belajar ternama yang ada di Jambi bersama teman-temanku. Saat yang ditunggupun tiba. Pengumuman SNMPTN sudah bisa di lihat di internet. Dengan keadaan yang tegang aku langsung membuka alamat website tersebut dan ternyata  dengan perasaan campur aduk akupun dinyatakan lulus seleksi SNMPTN, namun hal itu  membuat aku sedih , karena aku lulus Pada pilihan terakhir  yaitu , Agroekoteknologi. aku pun memberitahu hal ini pada orang tuaku . aku meminta pertimbangkan mereka apakah harus mengambilnya atau tidak. Ternyata orang tuaku  menyarankan untuk mengambilnya . aku pun mengikuti saran mereka .Aku tidak lantas patah semangat dan Walaupun itu bukan pilihan pertama dan utamaku. Walau sedikit kecewa karena bukan lulus pada pilihan pertama tapi aku tetap bersyukur dan berterima kasih kepada orang-orang yang telah mendukungku terutama kedua orangtuaku karena aku masih diberi kesempatan ini. Sekarang aku sudah mulai memasuki masa kuliah semester 1 jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas jambi
Pengalaman menulisku sebenarnya sudah dimulai saat aku berada di bangku MAN,  Karena tugas yang diberikan oleh para guru-guruku kebanyakan menulis karangan, Seperti karya ilmiah, resume,proposal dan makalah . Namun, pengalaman menulisku yang sebenarnya diasah saat aku mencoba membuat proposal usulan progam kreatifitas mahasiswa (PKM) . saat aku menulis proposal tersebut aku benar-benar harus teliti , karena proposal ini aku diajukan kedikti dan akan diseleksi secara nasional. Pada tahun pertamaku aku tlah mengirimkan dua judul proposal sekaligus . itu hal yang sangat membanggakan bagiku. Aku mempunyai moto banyak bekerja , sedikit bicara . karena jika hanya pandai berbicara tanpa ada aplikasi apapun , itu hanya omong kosong .Tong Kosong Nyaring Bunyinya.
Jika kalian ingin menghubungiku silahahkan menghubungi nomor ini , 082281244018




















2, KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA DAN FUNGSINYA

Kedudukan Bahasa Indonesia di Negara ini jelas berada diatas bahasa daerah yang ada di Nusantara ini. seperti “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975, yang kami kutip dari salah satu literature, berikut perinciannya;
1.      Lambang Kebanggaan Nasional.
Sebagai lambang kebanggaan Nasional bahasa Indonesia memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia ini, kita harus bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
2.      Lambang identitas Nasional.
Sebagai lambang identitas Nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa ini. Berarti bahasa Indonesia dapat mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. dan jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa kita yang sebenarnya.
3.      Alat pemersatu Bangsa yang sangat beragam perbedaannya
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya, dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa ini dapat merasa aman dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
4.      Alat penghubung antar Budaya dan  antar Daerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan seseorang. Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai

B.     Bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional
*      Bahasa Indonesia sebagai identitas nasional
Kedudukan pertama dari bahasa Indonesia sabagai bahasa  nasional dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam bulir- bulir Sumpah Pemuda.
*      Bahasa Indonesia sebagai kebangaan Bangsa
Kedudukan kedua ini dibuktikan dengan masih digunakkannya bahasa Indonesia hingga saat ini juga. Hal ini membuktikan betapa besarnya kebanggaan dan rasa cinta bangsa Indonesia terhadap bahasanya sendiri. Tidak seperti Negara lain yang harus menggunakan bahsa Negara persemakmurannya. 
*      Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan pemersatu bangsa yang berbeda suku, agama, ras adat dan budaya  .
Kedudukan ketiga adalah bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dibuktikan dengan digunakannya bahsa Indonesia pada kegiatan sehari – hari seperti pada media-media komunikasi atau pada acara-lainnya.
                                                                                                                                                          C.    Bahasa indonesia sebagai bahasa Negara.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara bersumber pada Undang-Undang Dasar 1945 bab XV pasal 36 yang berbunyi, “ Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia.” Landasan konstitusional ini memberikan kedudukan yang kuat bagi bahasa Indonesia untuk digunakan dalam berbagai kegiatan dan urusan kenegaraan.
 Dan sebagai bahasa Negara berarti bahasa Indonesia adalah bahasa resmi. Dengan begitu bahasa Indonesia harus digunakan sesuai dengan kaidah, tertib, cermat, dan masuk akal. Bahasa Indonesia yang dipakai harus lengkap dan baku. Tingkat kebakuanya diukur oleh aturan kebahasaan dan logika pemakaia. Dari dua tugas itu, posisi bahasa Indonesia perlu mendapatkan perhatian khusus terutama bagi pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan penerapan seperti tersebut diatas. Maka bahasa indonesia tidak akan terpinggirkan oleh bahasa asing karena dalam sejarahnya sendiri bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan.
*      Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. 
Kedudukan pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
*      Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan. 
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek)
*      Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah. 
Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
*      Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan      Teknologi.
Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan orang lain belum tentu akan mengerti.
Fungsi bahasa dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi bahasa secara umum dan secara khusus. Dalam literatur bahasa, dirumuskannya fungsi bahasa secara umum bagi setiap orang adalah.
a.       Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
-  Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
- Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.
b.      Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat/media bahsa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas, sirine setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
c.       Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar pada saat berbicara dengan teman- teman dan menggunakan bahasa standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
d.      Sebagai alat kontrol Sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan masyarakat, contohnya buku- buku pelajaran, ceramah agama, orasi ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita.
Fungsi bahasa secara khusus :
·         Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari- hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
·         Mewujudkan Seni (Sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dll. Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin disampaikan.
Mempelajari bahasa- bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno atau penemuan prasasti-prasasti.
 Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia, maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi kebaikan manusia itu sendiri.
D.    Perbedaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
 1)      Perbedaan dari Segi Ujudnya
 Apabila kita menginginkan tercapainya tujuan komunikasi, kita tidak akan menggunakan kata-kata yang tidak akan dimengerti oleh lawan bicara kita kita juga tidak akan menggunakan struktur-struktur kalimat yang membuat mereka kurang memahami maksudnya.
Permasalahannya sekarang ialah apakah ada perbedaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara atau resmi sebagaimana yang kita dengar dan kita baca, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang perlu kita lakukan pada saat berkenalan dengan orang lain daerah atau suku. Perbedaan secara khusus memang ada, misalnya penggunaan kosa kata dan istilah hal ini disebabkan oleh lapangan pembicaraannya berbeda. Dalam lapangan politik diperlukan unsur kosa kata tertentu yang berbeda dengan kosa kata yang diperlukan dalam lapangan administrasi. Begitu juga dalam lapangan yang lain seperti ekonomi, sosial, dan lain-lain. Akan tetapi, secara umum terdapat kesamaan. Semuanya menggunakan bahasa yang berciri baku. Dalam lapangan dan situasi diatas tidak pernah digunakan, misalnya, struktur kata ‘kasih tahu’ (untuk memberitahukan), ‘bikin bersih’ (untuk membersihkan), dan kata-kata lain yang dianggap kurang atau tidak baku. 
2)       Perbedaan dari proses terbentuknya
 Secara implisit, perbedaan dilihat dari proses terbentuknya antara kedua kedudukan bahasa Indonesia, sebagai bahasa Negara dan nasional, sudah terlihat dari uraian sebelumnya. Akan tetapi, untuk mempertajamnya dapat ditelaah hal berikut.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara jelas-jelas berbeda. Adanya kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional didorong oleh rasa persatuan bangsa Indonesia pada waktu itu. Putra-putra Indonesia sadar bahwa persatuan merupakan sesuatu yang mutlak untuk meuwujudkan suatu kekuatan. Semboyan       “ bersatu kita teguh bercerai kita runtuh” benar-benar diresapi oleh mereka. Dan mereka juga sadar bahwa untuk mewujudkan persatuan perlu adanya saran yang menunjang. Dari sekian sarana tertentu yang tidak kala pentingya adakah sarana komunikasi yang disebut bahasa. Dengan pertimangan kesejarahan dan kondisi bahasa Indonesia yang lingua franca itu, maka ditentukanlah dia sebagai bahasa nasional.
Berbeda halnya dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara/resmi. Terbentuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara/resmi dilatar belakangi oleh kondisi bahasa Indonesia itu sendiri yang secara geografis menyebar pemakainya ke hampir seluruh wilayah Indonesia dan dikuasai oleh sebagian besar penduduk. Disamping itu, pada saat bahasa Indonesia telah disepakati oleh pemakainya sebagai bahasa pemersatu bangsa, sehingga pada saat ditentukannya sebagai bahasa Negara/resmi, seluruh pemakai bahasa Indonesia yang sekaligus sebagai penduduk Indonesia itu menerimanya secara bulat.
Dengan demikian jelaslah, bahwa dualism kedudukan bahasa Indonesia tersebut dilatar belakangi oleh proses pembentukan yang berbeda.
 3)       Perbedaan dari Segi Fungsinya
 Kita menggunakan sebagai bahasa negara/resmi dipakai sebagai alat penghubung antar suku, misalnya karena kita sebagai bahasa Indonesia yang hidup diwilayah tanah air Indonesia. Sehubungan dengan itu, apabila ada orang yang berbangsa lain yang menetap di wilayah Indonesia dan mahir berbahasa Indonesia, dia tidak mempunyai tanggung jawab moral untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai fungsi tersebut.
Lain halnya dengan contoh berikut ini. Walaupun Ton Sin Hwan keturunan Cina, tetapi karena dia warga Negara Indonesia dan secara kebetulan menjabat sebagi ketua lembaga bantuan hokum, maka pada saat dia memberikan penataran kepada anggotanya berkewajiban moral untuk menggunakan bahasa Indonesia. Tidak peduli apakah dia lancar berbahasa Indonesia atau tidak. Tidak peduli apakah semua pengikutnya keturunan Cina yang berwarga Negara Indonesia ataukah tidak.
Jadi, seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai penghubung antar suku, karena dia berbahasa indonesia yang menetap di wilayah Indonesia; sedangkan seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, karena dia sebagai warga Negara Indonesia yang menjalankan tugas-tugas ‘pembangunan’ Indonesia.
Dapat di simpulkan bahwasanya kedudukan Bahasa Indonesia di Negara Indonesia sendiri jelas berada diatas bahasa daerah yang ada di Nusantara ini, seperti Hasil perumusan seminar politik bahasa nasional yang di selenggarakan pada tanggal 25-26 Februari 1975, didalam hasil seminar tersebut berisikan beberapa aspek, diantaranya,
1) Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasional.
2) Bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional.
3) Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu Bangsa yang sangat beragam perbedaannya.
4) Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung antar budaya dan antar daerah.
Dan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional tentunya memiliki sumber atau dasar pada butir ketiga ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang berbunyi “ Kami putra dan putrid Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Selanjutnya bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara, sebagai bahasa Negara berarti bahasa Indonesia adalah bahasa resmi. Dengan begitu bahasa Indonesia harus digunakan sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada. Dan bahasa Indonesia yang dipakai harus lengkap dan baku. 









DAFTAR PUSTAKA
·         Muslich, Masnur. Ngurah Oka, I Gusti. 2010. Perencanaan bahasa pada era Globalisasi. Jakarta : Bumi Aksara.
·         Mislikhah, St. 2007. Terampil menggunakan bahasa Indonesia dalam karangan ilmiah. Jember : Galangpress.
·         http://misterpanjoel.blogspot.com/2012/11/makalah-fungsi-dan-kedudukan-bahasa.html
·         http://azenismail.wordpress.com/2011/09/29/fungsi-dan-kedudukan-bahasa-indonesia/





Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PERTUMBUHAN KURVA JAGUNG

LAPORAN FISIOLOGI TUMBUHAN KURVA PERTUMBUHAN JAGUNG Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan                         DISUSUN OLEH :   JONI KURNIAWAN                             D1A014082       PROGAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2016   1.      Judul Praktikum Kurva pertumbuhan jagung 2.      Prinsip teori   Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung cukup cahaya dan oleh karena itu maka asimilasi zat-karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu suatu proses di mana zat-zat anorganik H 2 O dan CO 2  oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolon

makalah penanganan pasca panen tanaman pangan padi- universitas jambi

MAKALAH “PENANGAN PASCA PANEN DAN PEMASARAN TANAMAN PANGAN” DISUSUN OLEH : 1.          JONI KURNIAWAN                       D1A014082 2.          M. IQBAL KURNIAWAN              D1A014076 3.          ARIF TRIYONO                              D1A014103 4.          DHAMAYANTI SHINTA               D1A014101 5.          SAVITRI KHARUNNISA              D1A014113 6.          ESTER E. SIMANJUTAK             D1A014088 7.          IMAM WAHYUDI                           D1A014093 8.          AGNEYSA FARDISKA                 D1A014082 9.          M. MAULANA                                 D1A014099 10.      EKA ISMI FARIDA                                    D1A014104 PRODI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan benar, serta tepat pad

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU HAMA TANAMAN KACANG PANJANG

BAB I PENDAHULUAN   1.1      Latar Belakang Kacang panjang ( Vigna sinensis (L.))  merupakan komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani. Beberapa kendala dalam meningkatkan produksi kacang panjang yaitu masih kurangnya minat petani untuk menanam kacang panjang sebagai tanaman utama, produktivitas masih rendah, dan harga yang fluktuatif. Selain kendala tersebut, kendala yang langsung dialami petani yaitu adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Badan Pusat Statistik (2012) menyatakan bahwa produktivitas kacang panjang pada tahun 2010 sebesar 489,449 ton, tetapi pada tahun 2011 produktivitas kacang panjang menurun menjadi 458,307 ton. Penurunan ini disebabkan karena adanya serangan hama dan penyakit. Hama penting pada kacang panjang adalah penggerek polong Maruca testulalis (Lepidoptera: Pyralidae). Hama yang dilaporkan menyerang kacang panjang antara lain, tungau merah Tetranychus bimaculatus , kutu kebul Bemisia tabaci , penggerek p